Home
Mobile
Artikel
Islami
Tentang Admin
Buku Tamu
Site Map
File List
Tanggal 30 Apr 2025
Jam: 04:38:00

Total pengunjung: 471



Inilah Asal Usul Alat Musik Tradisional Angklung

Tidak ada petunjuk sejak kapan
angklung digunakan, tetapi diduga
bentuk primitifnya telah digunakan
dalam kultur Neolitikum yang
berkembang di Nusantara sampai awal
penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-
Hinduisme dalam kebudayaan
Nusantara.

Catatan mengenai angklung baru muncul
merujuk pada masa Kerajaan Sunda
(abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal
usul terciptanya musik bambu, seperti
angklung berdasarkan pandangan hidup
masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare)
sebagai makanan pokoknya. Hal ini
melahirkan mitos kepercayaan terhadap
Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi
Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).
Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda
asli, menerapkan angklung sebagai
bagian dari ritual mengawali penanaman
padi. Permainan angklung gubrag di
Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang
masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari
ritus padi. Angklung diciptakan dan
dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun
ke bumi agar tanaman padi rakyat
tumbuh subur.

Jenis bambu yang biasa digunakan
sebagai alat musik tersebut adalah
bambu hitam (awi wulung) dan bambu
putih (awi temen). Tiap nada (laras)
dihasilkan dari bunyi tabung bambunya
yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga
besar.

Dikenal oleh masyarakat sunda sejak
masa kerajaan Sunda, di antaranya
sebagai penggugah semangat dalam
pertempuran. Fungsi angklung sebagai
pemompa semangat rakyat masih terus
terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda
sempat melarang masyarakat
menggunakan angklung, pelarangan itu
sempat membuat popularitas angklung
menurun dan hanya di mainkan oleh
anak- anak pada waktu itu.

Selanjutnya lagu-lagu persembahan
terhadap Dewi Sri tersebut disertai
dengan pengiring bunyi tabuh yang
terbuat dari batang-batang bambu yang
dikemas sederhana yang kemudian
lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung.
Demikian pula pada saat pesta panen
dan seren taun dipersembahkan
permainan angklung. Terutama pada
penyajian Angklung yang berkaitan
dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang
sifatnya arak-arakan atau helaran,
bahkan di sebagian tempat menjadi
iring-iringan Rengkong dan Dongdang
serta Jampana (usungan pangan) dan
sebagainya.

Dalam perkembangannya, angklung
berkembang dan menyebar ke seantero
Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera.
Pada 1908 tercatat sebuah misi
kebudayaan dari Indonesia ke Thailand,
antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu
ini pun sempat menyebar di sana.

Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena
tokoh angklung yang mengembangkan
teknik permainan berdasarkan laras-
laras pelog, salendro, dan madenda
mulai mengajarkan bagaimana bermain
angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.





Refresh Translate Ke Judul Ke Artikel Lain >



XtGem Forum catalog