Home
Mobile
Artikel
Islami
Tentang Admin
Buku Tamu
Site Map
File List
Tanggal 30 Apr 2025
Jam: 00:48:17

Total pengunjung: 374



XtScript Error: Timeout.Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di Rumah Hantu Bag. 10

Apa yang telah dikatakan Pak Gimar sangat membuat Ane schok dan menjadi beban fikiran ane selama berhari-hari. Selama ini tak ada keganjilan mengenai apapun yang ada hubungannya dengan apa yang telah dikatakan oleh Pak Gimar. Ketidakpercayaan Ane ini wajar karena Ane juga tidak pernah mendengar ada pernikahan yang hanya diakui secara sepihak, Makhluk halus pula yang mengklaimnya, entah benar entah tidak
ucapan Pak Gimar ini. Akhirnya Pak Gimar mengatakan bahwa apa yang telah dialami tidaklah menjadi gangguan apa-apa, karena bukan keinginan dari manusianya untuk mencintai.

Ane tidak percaya dan tak akan pernah
mempercayai hal itu. Ane tak bisa
mengatakan hal yang telah membuat Ane
murung itu pada Istri Ane. tak ada gunanya
membicarakan omong kosong yang telah
dikatakan oleh Pak Gimar. Biarlah hal itu Ane hadapi dan selesaikan sendiri omong
kosong ini.

Beberapa minggu kemudian, ketika gerimis menaburi atap dengan suaranya yang berisik, Ane berada di suatu tempat, seperti sebuah taman besar. Tepat di taman itu terdapat sebuah kubangan besar yang menyerupai Kolam renang. Ane Hanya sendiri
berada di dalam kolam renang itu. Air di Kolam renang itu hanya sedikit membasahi bagian kaki Ane, tidak sampai melewati batas mata kaki. Tapi dingin air ini cukup membuat ane menggigil dan tak ingin sedikitpun ane membasahkan air ini lebih lama, apalagi menyentuhkan bagian lain tubuh Ane. Pada sepanjang lekukan kolam renang yang luas ini banyak sosok manusia yang tidak menghiraukan gerimis yang ada, semua dengan kesibukan masing-masing seperti dalam sebuah tempat wisata. Tampak di sebelah kiri dan kanan orang- orang sibuk berjualan dengan nampan- nampan besar di hadapan mereka, sementara para pembeli hanya saling tunjuk dengan apa yang diingininya, dengan tanpa suara. Yang terdengar hanya suara angin, suara rintik hujan, dan suara hati Ane yang tak mengerti akan apa yang sedang mereka lakukan, akan apa yang sedang terjadi pada Ane.

Nyata sudah bahwa yang sedang berdiri di dalam kubangan basah ini hanya Ane sendiri.
Tak ada siapa-siapa di kolam ini, selain Ane yang masih dengan seribu tanda tanya. Lalu Ane paksakan mendekat pada salah satu tepi
kolam, melangkahkan kaki menuju garis tangga di depan Ane. Dengan pakaian yang mulai basah dan tubuh kelu oleh gerimis, ane hampir juga mencapai garis tangga itu, sekitar empat langkah untuk Ane bisa memanjat dan berlari menjauh dari kolam renang ini. Semakin mendekat garis tangga, semakin ane dapat melihat lebih jelas. Orang-orang itu, orang-orang itu… berwajah putih. Ya, mereka semua berwajah putih pucat. Pucat pasi, hanya bentuk oval di setiap lingkar luar pelupuk matanya saja yang mengurangi kepucatan wajah mereka. Ane tidak merasa takut, entah mengapa rasa takut itu tidak ada. Beberapa dari orang- orang itu seperti memperhatikan Ane, tapi Ane diam saja. Ane tidak tahu lagi apa yang harus Ane kerjakan. Ane terpaku di sana, diam. Ane baru merinding ketika tatapan mata Ane tertuju pada salah satu wajah pucat pasi, wajah laki-laki misterius. Mirip, sangat mirip. terlintas sebentuk Kucing besar berkelebat di pelupuk mata Ane, Ya. wajah laki-laki itu sangat mirip dengan orang yang berkali-kali Ane temui di sepanjang perjalanan Ane ke Bogor waktu itu, perjalanan mengerikan ketika motor Ane juga menabrak seekor kucing. Wajah orang itu telah membekas di otak Ane saking terlalu sering dia muncul pada malam ketika itu.
Orang-orang berwajah pucat itu terus memperhatikan Ane, lalu serentak memalingkan pandangan dari Ane dan manatap kedepan ketika dari Kejauhan tampak berjalan dua Orang dengan berpakaian hitam satu orang Perempuan dengan langkah yang gemulai seakan melayang, posisinya tepat satu langkah di depan sebelah kanan lainnya, laki-laki yang juga berpakaian hitam. Pakaian mereka memiliki motif seperti ukiran dari bordir keemasan. Perempuan yang sangat teramat cantik itu terus melangkah, diiringi laki-laki di belakangnya.

Kemudian baru Ane sadari bahwa perempuan ini mengenakan penutup kepala yang tetap dapat memperlihatkan rambutnya yang indah, lebih menyerupai sebuah Mahkota keemasan. Mereka berhenti tepat didepan ane yang termangu dibawah kolam renang. Seperti ada kekuatan aneh yang membuat Ane melangkahkan kaki Ane ke depan. Si perempuan berwajah cantik ini mengulurkan tangan kanannya meraih tangan kiri Ane, sambil tersenyum. Melihat senyuman itu Ane merasakan sesuatu yang entah dimana dan merasa sudah tidak asing lagi dengan perempuan itu. Lalu dengan tetap meraih tangan kiri Ane, Dia memakainkan sebuah cincin bermatakan batu besar menyerupai Akik, dengan warna putih kecoklatan, besarnya menyerupai ibu jari dengan sebuah tulisan arab, seperti tulisan (Allah) Asma Allah yang sering Ane lihat dalam tulisan- tulisan di kertas maupun kitab.

“Saya seperti mengenal perempuan ini, tapi siapa?” kata hati Ane.

Seperti mengerti isi hati Ane, dia berucap

“Iya. Aku yang datang.. Aku…(dia menyebut
sebuah nama besar yang sudah sangat
terkenal di mitos kalangan jawa dan Sunda.
Red)”

Setelah cincin dipakaikan dan melingkari jari manis Ane, tiba-tiba Ane seperti tersentak oleh sebuah kekuatan dan tak mendapati pemandangan itu lagi, tapi Ane seperti terlempar dan terbaring di kamar utama Ane, sendirian. Tangan Ane meraba kedua kelopak mata Ane, ternyata Ane hanya bermimpi. Terlihat Jam di dinding menunjukkan pukul 2 dinihari. Ane baru ingat bahwa Ane benar-benar sendiri di dalam rumah ini, anak dan istri Ane sudah dua hari ini pulang ke kampung bersama Ibu mertua yang sengaja menjemput mereka beberapa hari yang lalu.

-

Hari-hari yang Kami jalani setelah itu adalah hari yang penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan kesialan. Perlahan namun pasti bisnis-bisnis Ane mulai berjatuhan, bertumbangan dan banyak sekali masalah yang kami terima, entah sebab apa. Praktis Ane hanya mengandalkan segala sesuatunya hanya dari hasil kerja Pokok Ane. Ane mengalami pengkhianatan yang begitu besar. Ratusan juta melayang karena uang Ane dibawa lari orang yang telah Ane percayai, hingga usaha yang telah Ane rintis pun hancur dengan menyisakan hutang yang harus Ane tanggung sendiri. Jika saja Rumah dan segala perabotannya dijual semuapun tidak akan cukup untuk membayar jumlah hutang itu. Sedangkan Ane tak dapat berbuat apapun juga.

Orang yang telah mengkhianatii Ane itu lalu meninggal karena Bunuh diri. Ane hanya bisa pasrah, tapi pasrah yang bagaimana, Ane tak mengerti. Hari berganti minggu, berganti bulan… tahun ketiga ane bertahan Ane sudah nggak punya apa-apa lagi dan pintu-pintu rejeki ane seperti tertutup(diTutup?). Beruntung ane masih dilindungi Allah. Ane tetap bertahan, sampai tahun ke tiga ane tinggal disana dengan menanggung duka dan kepedihan. kami mempertahankan hidup seadanya saja. semua gaji langsung habis untuk mencicil hutang, beratus juta, tapi Ane bersyukur tidak sampai mati bunuh diri.

Ditengah kefrustrasian ane, istri ane mengajak ke seorang ulama yang cukup terkenal dan sering muncul di TV. dari sanalah akhirnya tepat tahun ke empat ane sekeluarga tinggal di rumah sialan itu, ane sedekahkan hampir semua barang-barang yang ane miliki dan hanya hanya sisa sedikit bekal untuk kami sekeluarga menempuh hidup baru setelah keluar dari rumah hantu. Rumah itu ane jual murah, hanya separuh harga dari saat ane membeli dulu. ane tidak berfikir untuk menjual lewat kaskus, karena meskipun ane sudah punya ID kaskus sejak tahun 2008 tapi ane tidak mengikuti. Rumah sengaja ane jual murah karena memang orang-orang sekitar juga sebagian sudah pada tahu kalau rumah itu berhantu. Ane mulai lagi semuanya dari Nol.

Alhamdulillah Semua hutang itu akhirnya bisa lunasi setelah ane keluar dari Rumah hantu itu.

Kini Ane menjalani hari-hari Ane bersama
anak dan istri Ane, dengan usaha yang kami rintis dari nol lagi dan Ane lebih tenang dalam menjalani profesi Ane sebagai Anggota Pasukan Elit di Kepolisian,
sementara istri Ane buka Usaha kecil-kecilan di Rumah baru yang terasa nyaman dan tak lagi ditebar teror.

Beberapa waktu yang lalu, kira-kira belum genap tiga bulan, ane ketemu dengan Pak Yusnadi, RT tempat tinggal ane dulu. Pak Yusnadi ini bercerita bahwa 3bulan semenjak transaksi jual beli rumah ane itu, Pak Abdul (Bukan nama sebenarnya) mulai menemui banyak kesialan. padahal dia orang yang sangat berada dan bahkan memiliki usaha semacam pabrik di luar negeri, Malaysia Tanah Pak Abdul bahkan berceceran di mana-mana. Rumah yang dibeli dari Ane itu tidak ditempati, tapi dibiarkan kosong begitu saja, Tapi entah mengapa Pak Abdul Ribut besar dengan keluarganya sendiri dan belum genap satu tahun Pak Abdul memiliki rumah itu, Pak Abdul meninggal dunia secara mendadak.

Ada orang yang bilang bahwa Pak Abdul meninggal karena serangan jantung, ada juga yang bilang bahwa kematiannya misterius. Sepeninggal ane dari Rumah itu, oleh istri Pak Abdul rumah itu dikontrakkan pada seorang pendatang, seorang ibu-ibu. Entah kebetulan entah karena faktor apa, si Ibu ini juga mengalami kesialan yang juga luar biasa. Usaha yang dia rintis di rumah itu selalu mengalami kebangkrutan. Bahkan dia …(terpaksa tidak bisa ane share dulu krn ane belum minta ijin utk share hal dia ini)

Selain dengan diperlihatkannya makhluk
yang sering turun dan naik ditangga, Si Ibu
ini juga mendapat teror dalam bentuk lain,
termasuk usahanya. Berkali-kali buka usaha selalu berakhir dengan kebangkrutan.

Mendengar cerita Pak RT ini, ane merasa bersyukur dengan melepas Rumah hantu itu. Rumah yang sering hampir membunuh Ane karena keanehan dan pengaruh aura negatifnya.

Dengan wajah yang seperti diliputi rasa takut, pak RT melanjutkan ceritanya. “Rumah itu nggak hanya terdapat 3 buah makam di bawahnya, tapi 13″ dari ingatan para sesepuh. Beberapa dari makam/kuburan itu sudah ada sejak jaman Jepang. Ada nada sesal ketika Pak RT mengucapkan kalimat itu, seperti ingin menarik kembali ucapannya tapi tidak bisa.

“Lalu bagaimana dengan kesepuluh makam yang masih ada itu Pak?” Tanya Ane.

“Makam itu masih tetap ada di sana, tidak
bisa dipindahkan.” Kalau memindahkan
jasad-jasad itu berarti harus membongkar
total rumah itu karena letak makam-makam
itu persis di bawah pondasi rumah”
Tergambar nada ketakutan dari mimik muka Pak RT yang kelihatan menegang. seperti ada desiran aliran darah yang membuat ane bergidik, ngeri. Tak pernah terbayangkan bahwa selama ini kami, tinggal di Rumah yang berhantu, dengan kuburan yang tidak hanya 3, tapi tigabelas makam di bawahnya.

“Pak RT, ada sosok perempuan dengan
wajah dan tubuh berlumuran darah di rumah
itu..” Ane kembali memancing pembicaraan dengan Pak RT. “Iya, benar. di sana pernah ada yang kecelakaan, seorang perempuan yang kecelakaan dengan kondisi yang sangat mengenaskan, di depan rumah itu” Menurut teman saya yang mengerti, ibu itu mati penasaran” Jlebbh..!! kembali, bulu kuduk ane meremang.

“Lalu kenapa Lampu-lampu yang kami pasang selalu tidak awet?”

“Sudah dari sananya… Bahwa Lampu atau
lilin yang dinyalakan di atas kuburan itu
dilarang, dan akan selalu cepat mati/tidak
awet. Dan lagi pula, para dedemit, hantu
blau, setan peri prahyangan tidak suka
dengan keadaan terang”

Ane pandangi Rumah itu, rumah dengan kiri kanan kesunyian. Dindingnya seperti menyiratkan senyuman sinis dan kemanangan. di sebelah kanan rumah itu, yang dulunya kosong, tetap kosong. Di sebelah rumah kosong itu, sekarang sudah ada penghuninya, seorang penghuni baru. pemilik lama pindah dan dibeli oleh orang baru, seorang Batak. Tapi di seberang rumah itu, yang dulu terdapat Rumah besar tapi dibiarkan kosong, sampai sekarang tetap kosong. Bayangan hitam atapnya yang menjulang tinggi akan selalu melemparkan kengerian bagi orang yang melihatnya di waktu malam.

Ane bergidik, ngeri ketika melewati tanjakan di depan bekas rumah Ane, yang telah membawa korban kecelakaan berkali-kali dari sejak Ane belum tinggal di sana sampai setelah ane pindah.

Angin padang Golf merayapi pori-pori kulit tubuh Ane, terasa dingin seperti melepaskan kerinduan pada pertemuan setelah sekian lama terpisah. Ane suka dengan sejuknya anginmu, ane suka dengan kesunyian dan dingin hawamu di waktu malam. Tapi ane tak ingin hidup tergadai oleh rasa takut yang berkepanjangan, selamat tinggal Rumah hantu, selamat tinggal kesunyian, selamat tinggal kesialan. Kuingin kau menjadi doa bagiku, doa untuk ketenangan dan ketentraman di harihari kedepan yang harus ane lalui, bersama anak-anak Ane, bersama istri Ane yang setia, sampai hari tua nanti.
-TAMAT-

Sumber : pijar88.com




Refresh Translate Ke Judul Ke Artikel Lain >



The Soda Pop