
Tanggal 30 Apr 2025

Jam: 00:49:31

Total pengunjung: 465

Hujan tangis membanjiri rumah berwarna
biru itu, Ratapan duka terdengar
bersahutan, Sungguh menyayat hati para
tetangga yang mendengar nya. Jeritan
duka yang paling jelas terdengar oleh
para tetangga adalah jeritan vany. Abg yang paling mempunyai banyak teman
dikomplek tempat tinggal nya, Gadis
cantik itu ternyata menangisi kematian
kakak perempuan nya yang akrab di
panggil kak yuli.
Sebelum fajar genap menyingsing, rumah vany sudah penuh didatangi para
tetangga Yang terkejut dan bangun dari
tidur nya karna mendengar jerit tangis
rumah berwarna biru itu, Mereka sangat
terkejut dan menjadi merinding setelah
mengetahui bahwa kak yuli telah ditemukan tewas dengan cara yang
sangat menyedihkan.Mayat Dara berusia
27 tahun itu ditemukan oleh mak idah
dalam keadaan tergeletak tanpa nyawa
lagi di ruang tamu.
“Tadi nya saya kira non yuli jatuh dan pingsan,, Segera saya bangun kan, , ,
Dengan mengguncng-guncang tubuh
nya.” Kata mak idah pembantu nya.
“Tapi ,, Setelah saya perhatikan , Wajah
non yuli pucat pasi, Tubuh nya juga
dingin banget, Mata nya terbelalak dengan lidah yang terjulur keluar, Saya
jadi tahu kalau non yuli telah
meninggal.”Kata mak idah yang pertama
menemukan mayat yuli, Dan kepada
siapa saja ia menceritakan tentang
kematian yuli dengan tangis yang tersendat-sendat, kadang ia malah sulit
berkata akibat nafas nya yang sesak
karna tangis kedukaan nya.
Siapa pun yang melihat langsung mayat
kak yuli pasti merinding bulu roma nya,
Kak yuli tewas hanya menggunakan daster tipis, Saat ditemui mak idah
pertama kali posisi mayat itu agak miring
memunggungi sofa, Kelopak mata nya
terbuka lebar dengan lidah yang terjulur
keluar seperti habis di cekik,Tapi badan
nya berbau sangat amis melebihi ikan yang busuk.
Kondisi seperti itu lah yang membuat
merinding dan iba hati setiap orang yang
sempat melihat jenazah kak yuli diruang
tamu itu.Termaduk tora yang bukan
merinding tapi hampir muntah karna tak tahan dengan bau busuk tersebut.
Tora adalah tetangga yang tinggal di
seberang rumah yuli, Dia tinggal dirumah
itu dengan sepupu nya, Anang. Saat
mendengar jerit histeris keluarga korban,
Tora adalah orang pertama yang segera datang kerumah yuli, Dan tora juga yang
pertama kali masuk kerumah itu setelah
dilihat nya beberapa tetangga keluar dari
rumah nya, Dan melihat jelas-jelas
mayat yuli diruang tamu.
Belum ada pukul enam pagi, Komplek perumahan nusantara itu sudah di heboh
kan dengan kematian yuli, Jalanan dan
rumah korban di padati orang. Masing-
masing orang membicarakan mayat yuli
yang diduga dibunuh itu. Wajah mereka
menyeringai ngeri membayang kan keadaan mayat kak yuli,
“Pasti matinya dicekik, Mata nya
terbelalak dan lidah nya terjulur keluar,,”
“Tapi aneh nya nggak satu pun dari
anggota keluarga nya yang mendengar
suara gaduh di ruang tamu itu,” “Iya ya, padahal disebelah ruang tamu
itu ada kamar vany dan dan mak idah,
tapi masa kedua orang itu nggak dengar
suara apa-apa si,”
“Tapi sekarang masalah nya siapa yang
membunuh yuli,” Kematian wanita cantik dan sexy itu yang
punya banyak bisnis itu, Emang
mengundang penasaran dan tanda tanya
tetangga sekitar nya, banyak yang
menyayang kan kematian yuli, karna yuli
adalah wanita yang menjadi incaran setiap kaum adam di komplek
perumahan itu, Termasuk tora, Sering
menggoda dan mengincar yuli,.
Setelah melalui pemeriksaan dokter
forensik, Maka diketahuilah bahwa yuli
tewas dengan cara dicekik, Sehingga tulang leher yuli hampir patah.
“Diperkirakan peristiwa itu terjadi dua
jam sebelum mayat nya ditemukan mak
idah,” Kata petugas yang menangani
kasus itu,
Sulit sekali memukan siapa pembunuh yuli, Karna setelah melalui pemeriksaan
yang bener-bener-bener cermat, ternyata
tidak ada yang menyamai sidik jari
ditubuh korban.
Ada keseriusan tersendiri dihati tora
dalam membahas kematian yuli, Dia
membahas dengan anang sepupu nya,
Dan tora sependapat dengan anang kalau
kematian yuli mengandung unsur mistis,
Kematian yuli itu bukan kematian yang wajar,.
“Hmz,, Seperti nya di perumahan yang
kita tempati ini mengandung kekuatan
mistik, Menyerupai kutukan keramat deh
nang,”
“maksud mu tanah yang digunakan membangun komplek ini mengandung
kutukan maut begitu,??”
“Kira-kira begitu!” Tegas tora, “Bayang
kan saja, Setiap ada orang yang
meninggal, Tapi mayat nya tidak
dimakam kan hari itu juga, Maka roh mayat itu akan mencari teman dengan
mengorban kan salah satu penghuni
komplek ini,,”
Anang menatap sepupu nya dengan dahi
yang berkerut, Tora menjelas kan
maksud nya,, “Waktu ardi meninggal, Malam nya pak
dollah tewas di bunuh seseorang, Dan
setiap ada orang yang meninggal dan
belum dimakam kan, Pasti malam nya
ada meninggal dengan cara serupa
seperti yuli.” “Hmzzz,,,,,” Anang manggut-manggut
sambil menggumam, ia sangat serius
mendengar analisa tora,
“Kalau begitu kita harus secepat nya
pindah dari sini ra, jangan sampai kita
nanti terpilih jadi teman jenazah yang belum dimakam kan dalam satu hari,”
“kayak nya si, Memang harus begitu,,”
Gumam tora seperti bicara kepada diri
nya sendiri.
“Tapi kayak nya kita memang harus
mencari tahu, Informasi ini sejelas-jelas nya tentang asal-usul tanah disini,”
Tora setuju dengan gagasan itu, Ia jadi
ingin tahu, Bagaiman keadaan tanah ini
sebelum di bangun komplek perumahan
nusantara yang ia tempati sekarang,.
Dan satu-satu nya penduduk asli tempatan yang sekarang masih tinggal
disitu adalah ngkong sarmin, Yang akrab
di panggil ngkong min, Sekalipun usia
nya sudah mencapai 60tahunan tapi ia
masih cukup cekatan untuk orang seusia
beliau, “Yang jelas tempat ini dulu nya adalah
rawa-rawa, Suaktu saya masih kecil saya
masih inget temen saya yang mati
dimakan buaya di rawa-rawa ini, Saya
nih, Kalau ketahuan bermain di rawa-rawa
ini pulang nya pasti di gebukin sama bapak saya, Karna rawa-rawa ini terkenal
angker. Para pendekar zaman dahulu
kalau mau mendapat kan ilmu yang
tinggi harus bersemedi dirawa-rawa ini.
Dan pasti nya juga banyak ujian nya,
Dengan penampakan makhluk-makhluk halus, Dan lain lain nya.”
“Wah mengerikan sekali ya kong”
Komentar tora.
“Ya memang begitu seharus nya, Kalau
dia berhasil semedi disini, Baru lah dia di
juluki pendekar yang hebat, Sepanjang sejarah baru satu orang yang berhasil
semedi disini dengan selamat, Yaitu
mang dadang, Dia lah yang di sebut
dengan julukan pendekar rawa maut,”
“O, Berarti rawa disini nama nya dulu
rawa maut ya kong,?” “Ya,, Karna banyak setan nya dan
membawa maut, Lagian pas zaman
belanda dulu rawa ini jadi tempat
pembuangan mayat. Itu lah mengapa
rawa ini menjadi angker dan membawa
maut. “Serem banget ya kong, Tapi kata
ngkong pertama sekali tempat ini bukan
rawa-rawa,?”
“O, kalau kata orang tua-tua dulu nih,,
Tempat ini awal nya adalah istana ratu
pandan pasutri, Dan tempat ini adalah tempat yang cantik dan wangi.”
“Terus kok bisa jadi rawa-rawa gimana
cerita nya kong,?”
“Cerita nya.. Ratu pandan pasutri di
persunting oleh panglima dari negeri
seberang, Tapi lamaran nya di tolak, Dan panglima dari negeri seberang
mengamuk, Dan semua rakyat dan
penghuni istan a dibantai habis, Dan ratu
pandan pasutri di kubur hidup-hidup, Dan
di atas nya di bangun gapura, Biar jelas-
jelas ratu pandan pasutri nggak bisa keluar, tapi tiap malam terdengar,
tangisan ratu pandan pasutri, Air mata itu
menjadi banyak sekali, Dan
menenggelam kan gapura itu, Lalu jadi
lah rawa itu.”
Tora terasa puas penjelasan ngkong min tentang asal-usul tempat nya, Walau pun
dia harus pulang pukul 11 malam lebih,
Tapi tora sama sekali nggak menyesal,
“Terus apa hubungan nya dengan
kematian yuli” Tutur anang saat
mendengar penjelasan dari tora tentang asal-usul tempat tinggal nya.
“Menurut ku tanah ini menjadi tanah
terkutuk , karna dendam ratu pandan
pasutri.”
Anang hanya maanggut-manggut
mendengar perkataan tora.
Tora yang tinggal bersama sepupu nya
ingin cepat-cepat pindah dari perumahan
nusantara itu, rumah nya di tawar kan
dengan harga yang relatif murah, Kepada
teman atau pun kepada siapa saja yang
berminat, Bahkan sampai tora memasang “RUMAH INI DIJUAL” Didepan pintu pagar
rumah nya, Ada jug beberapa orang yang
datang dan menanyakan rumah nya dan
hal-hal lain, Tapi setelah itu orang-orang
itu tidak pernah kembali ataupun
menelpon tora, Sementara Itu kehidupan tora dan anang di bayang-bayangi rasa
takut, Setiap ada kematian ditempat itu,
Tora selalu menyaran kan agar langsung
dimakam kan hari itu juga,
Tapi tanggapan itu tidak dihirau kan oleh
keluarga yang sedang berkabung, Seperti keluarga kang madun, anak nya tadi sore
meninggal akibat kecelakaan, Karna udah
sore, Mayat almarhum dedi, Anak nya
kang madun harus diinap kan,, Dan
seperti Yang telah dibayang kan oleh tora
sebelum nya besok nya pasti akan yang meninggal,
Dan keesokaan hari nya tora mendapat
kabar, kalau cing encep kedapatan
meninggal di tempat tidur nya dengan
mata yang terbeliak dan lidah nya yang
menjulur keluar, Sama persis seperti dengan kematian yuli,. Berita ini sangat
mengheboh kan dan meresahkan warga
sekitar,
Sebelum berangkat kerja, tora sengaja
meluncur sendirian kerumah tante ela,
Anang sudah berangkat duluan menggunakan motor, Yang penting anang
sudah menyampai kan pesan dari tante
ela,
“Rencana nya tante nanti mau ke
singapore, Jadi kalau bisa kau disuruh
menemui nya pagi ini untuk membicarakan soal harga” Kata anang
sewaktu mereka mau berangkat kerja,
“Tapi tante ela nggak ngasih uang muka
dulu kan,?”
“Ya belum lah,, Dia kan Cuma lihat-lihat
rumah mu dulu,,” “Sukur lah kalau belum kasih uang
muka,”
“Memang nya kenapa,?”
“Semalem ada yang ngotot mau beli
rumah ini berapa pun,?”
“Wah kok lebih berani dari tante ela ya,,?”
“Nggak tahu deh, Aku sendiri nggak
ngerti kenapa dia berani Bayarin rumah
ini dengan harga tinggi,,”
Rumah tante ela memang masuk
kedalam komplek perumahan nusantara, Hanya saja letak nya jauh di belakang
sana, Mendekati batas wilayah penduduk
asli, Tora saja jarang melewati jalanan
disekitar rumah tante ela, lagian tora
tidak mempunya teman yang tinggal di
blok rumah tante ela, Kecamuk diwajah tora berhenti setelah di
sambut sama tante ela, Seraut wajah
cantik umur 40an, Karna merasa baru
pertama kali bertemu, Perempuan
eksklusif yang berambut panjang itu
mengajak nya berjabat tangan, Sekedar sarat klesik dalam perkenalan,
“Saya dengar tante mau brangkat ke
singapore, jadi saya sempat kan pagi ini
untuk mampir kesini,? Maaf kalau saya
sampai mengganggu kesibukan tante di
pagi ini,?” “O, Nggak kok,,? Biasa aku lagi
melakukan rutinitas pagi, Untuk
membugar kan fisik ku,”
“Terus terang tor, “ Kata nya dengan
santai sekali seakan udah kenal lama
dengan tora, “Setelah aemalem saya pikir kan baik-baik, Rumah mu memang
mempunyai posisi yang sangat ku sukai,
Dan boleh percaya dan boleh nggak
percaya, Tapi yang jelas semalem aku
sempat berpikir juga, Dan bertanya-tanya
dalam hati lho, kenapa rumah strategis dan senyaman itu mau kau jual,? Apa
nggak sayang,,?”
“Kalau bicara soal sayang, Tentu saja
saya sayang tante,”
“Terus”
“Ada faktor lain yang membuatsaya terpaksa menjual rumah itu tan.?”
“kalau boleh tau, Faktor apa si yang
membuat tora ingin sekali menjual
rumah tora,”
“maaf tante, Saya nggak bisa untuk
menceritakan hal ini kepada tante, Sekarang masalah nya adalah kejelasan
tante, Apa tante emang berniat membeli
rumah saya,”
Tante ela tertawa ramah, Pandangan
mata nya, Tak pernah bergeser sedikit
pun dari wajah tora, “Kalau masalah niat si pasti niat dong,
Tapi masalah nya, Yang bikin saya ragu-
ragu, itu karna saya kasihan denganmu,
Kalau harus kehilangan rumah yang
memberikan keberuntungan tersendiri
untuk mu,” “Tenang kalau masalah itu saya
mempunyai perhitungan sendiri tentang
keuntungan dan kerugian menjual rumah
itu tan,,” Kata tora sesopan mungkin.
“pasti pertimbangan mu berdasar kan
emosi, Atau keadaan yang panik, Coba kamu pikir kan baik-baik lagi,” Kata tante
ela terkesan seperti menggurui, “Begini
saja tor, Karna kau itu adalah termasuk
tetangga ku, Nggak ada salah nya kalau
aku menaruh kepercayaan dan
membantu kesulitan mu,” “Saya mau membeli rumah di tempat
lain, jadi saya mau menjual rumah itu
tante,” Kata tora sambil menahan sedikit
kedongkolan kecil dihati nya,
“Itu pun aku masih bisa membantu mu,
Okey sekaran kita pergi ke bank, Mumpung saya belum berangkat ke
singapore,”
“Jadi jelas nya tante nggak jadi membeli
rumah saya”
“Kalau toh jadi ku beli sekarang juga,
Saya nggak tega dengan mu,?” ‘Yaudah deh kalau begitu saya pamit
dulu tante” Kata tora sambil bergegas
pamit dari rumah tante ela.
(Bersambung...)